Keadilan Allah
Apakah Allah adil?
Dengan standar apa anda menanyakan pertanyaan ini? Manusia bisa memiliki ide keadilan yang sangat aneh. Contohnya, pemerintah Mongol selama Dinasti Yuan di Cina memiliki sebuah "aturan Sembilan". Jika seseorang dihukum karena melakukan pengkhianatan melawan Kekaisaran, tidak hanya ia yang dibunuh, tapi setiap orang yang secara langsung berhubungan dengannya dari darah atau pernikahan juga dibunuh. Ini berlanjut melalui Sembilan hubungan. Maka "aturan Sembilan" dianggap oleh orang Mongol, tapi bersyukur Allah TIDAK memiliki keadilan seperti standar negri Mongol. Tidak juga Ia butuh untuk menjadi adil dengan standar keadilan orang lain.
Allah Adil dengan Standarnya
Ketika kemanusiaan dapat tidak membuat pernyataan sebagaimana Allah harus memenuhi standar, Allah sebenarnya adil sesuai standarNya. Beberapa mengatakan bahwa karena Allah tak terbatas, kita harus menjadi tak terbatas untuk memahami apapun berkaitan dengan keadilan Allah. Namun, ketika kita tidak dapat memahami segala sesuatu, kita dapat memahami banyak hal tentang Allah. Jika kita sebagai makhluk yang terbatas tidak dapat mengerti apapun tentang keadilan Allah, kita mungkin bisa mendekat dengan Alkitab kita sekarang, karena kita tidak mengerti kasih, kemurkaan, atau penyingkapan dari Allah yang tak terbatas.
Lebih lagi, Allah, yang dapat melakukan apapun, mudah untuk berkomunikasi, dan Ia telah menyingkapan banyak hal tentang keadilanNya dalam FirmanNya, Alkitab. Berikut adalah beberapa hal yang Allah katakan mengenai diriNya.
Seseorang tidak menghakimi orang lain. Sebaliknya, setiap orang mati karena dosa mereka sendiri. (Yehezkiel 18:13-14,17-20)
Allah adalah adil bagi mereka yang belum mendengar Injil. (Roma 2:2,6-16; 5:13)
Allah mengabaikan beberapa ketidaktahuan di masa lalu, tapi semua harus bertobat. (Kis 10:35; 17:30; Roma 5:13)
Dosaada, tapi tidak dihitung ketika tidak ada hukum. (Roma 5:13; 4:15; 3:20)
Keadilan yang nyata vs. Keadilan karena kesamaan
Keadilan karena kesamaan berarti memperlakukan seseorang dengan setara. Banyak orang bingung dengan menjadi adil dengan nyata dengan adil karena kesamaan, dan percaya Allah harus menjadi adil karena kesamaan. Allah memperlakukan bayi yang mati, mereka yang dengan sedikit pengetahuan, dan mereka yang dengan banyak pengetahuan secara berbeda, tapi tidak ada dalam Alkitab Ia harus memperlakukan setiap orang sama. Sebenarnya, 2 Petrus 2:20-22 mengatakan ini akan lebih baik bagi mereka untuk tidak mengetahui jalan kebenaran, daripada mengetahuinya dan berpaling darinya. Yohanes 15:22-23 juga menunjukkan betapa serius untuk belajar tentang kebenaran dan lalu menolaknya.
Sejauh keselamatan pergi, perumpamaan mengenai pekerja di kebun anggur dalam Matius 20:1-16 menunjukkan bahwa Allah itu adil (dalam menjaga setiap firmanNya yang dikatakan), dan tidak adil, dengan menjadi lebih baik hati pada beberapa orang daripada orang lain
Keadilan dan Akhirat
Habakuk 1:2-3 bertanya berapa lama sebelum Allah akan bertindak, karena bangsa Israel jahat dan melakukan kekerasan terhadap orang Israel lainnya. Allah menjawab bahwa itu tidak akan lama, karena Ia akan mengirimkan orang Babel yang kejam untuk membuat mereka pergi. Habakuk sekarang melihat sebuah masalah yang lebih besar: Berapa lama sampai Allah menghukum orang Babel, yang jauh lebih jahat dari orang Israel. Allah menjawab dengan gampang tunggu sampai akhirnya, Hari Penghakiman, ketika bangsa Babel dan yang lainnya akan mendapatkan yang pantas untuk mereka.
Pada masa Alkitab dan saat ini, beberapa orang yang jahat hidup lama dan hidup kaya, mati dengan damai setelah menyebabkan penderitaan kepada banyak orang. Bagaimana orang-orang ini mendapatkan keadilan? Martin Gardiner, seorang agnostic dan sebelumnya sebagai editor dari majalah Scientific American, dalam bukunya The Whys of a Philosophical Scrivener, menulis mengapa ia percaya pada kehidupan akhirat. Poinnya adalah bahwa jika anda percaya setiap orang akan menerima keadilan, dan banyak orang mati tanpa menerima yang mengenai keadilan, anda harus percaya kehidupan akhirat, dimana keadilan akan dilaksanakan.
Janji Keadilan Allah
Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Allah berjanji bahwa Ia akan datang. Mazmur 50:3 mengatakan, "Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya:"
Namun, jangan terlalu nyaman dengan janji itu; jangan terlalu berhasrat untuk mendapatkan keadilan yang anda layak dapatkan. Tidak ada orang yang tidak berdosa, menurut Mazmur 143:2; Roma 5:12-19; Kolose 1:21,.dan Pengkhotbah 7:20.
Seberapa baik anda harus menjadi untuk masuk ke Surga? Dua orang teman yang sudah tua dari kelompok yang berbeda bersama dalam makan pagi. Satu orang bahwa tadi malam ia bermimpi mengenai surganya orang lain. Itu kotor, penuh, dan bukan tempat yang enak untuk ditempati. Teman lain mengatakan ia juga bermimpi mengenai surganya orang lain. Itu indah, murni, dan benar-benar kosong!
Sekarang kita tidak mau tikus besar, kecoa, dan hal kotor lainnya dalam rumah kita. Orangtua bahkan sudah mengetahui untuk mencuci anak-anak yang kotor dengan selang air di luar rumah, sebelum mereka diijinkan masuk ke rumah. Jika kita merasa seperti tentang rumah kita, bagaimana Allah merasa tentang rumah yang sempurna dan suci milikNya? Seperti halnya kita hanya membolehkan (secra akal) orang dan binatang yang bersih dalam rumah ktia; Allah memiliki hak untuk membolehkan siapa yang Ia inginkan untuk masuk ke Surga.
Maka bagaimana orang menjadi cukup bersih untuk layak masuk ke Surga? Roma 3:23 mengatakan bahwa semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Jika setiap orang yang pergi sesuai yang mereka layak dapatkan, Surga pastinya akan kosong. – Ya, kecuali untuk satu manusia.
Yesus Kristus, yang hidup tanpa dosa (Ibrani 4:15; 1 Petrus 2:22), menjadi jalan bagi semua yang ingin mengikutiNya dan pergi ke Surga. Ia dengan sukarela memilih ketidakadilan yang menyolok, atas penderitaan dari tanpa dosa dan mati atas dosa kita, untuk membayar harga atas dosa kita. Karena kita yang menerima karunia yang gratis ini, kita telah tunduk pada proses Allah yang membuat kita suci dan murni untuk Surga.
Keadilan Tidak Dapat Sewenang-wenang
Apakah Allah sewenang-wenang dalam mengampuni dosa beberapa orang tapi tidak orang lain? Atau mengapa Allah tidak dapat menjadi sewenang-wenang, menghukum dosa beberapa orang dengan parah, dan hanya mengedipkan pada dosa yang sama seperti saya? Jika Allah sewenang-wenang dalam menghukum beberapa dosa dan bukan orang lain, itu bukanlah keadilan. Allah mengampuni beberapa orang dan bukan yang lain bukan sewenang-wenang, karena Yesus Kristus memenuhi permintaan keadilan Allah dengan mengambil hukuman atas dosa kita.
Pernah seorang remaja putrid berdiri di depan hakim karena ngebut. Hakim menyatakan kesalahannya, dan memberikan denda sebesar $ 100. Lalu hakim keluar dari belakang tempat hakim, melepaskan jubahnya, mengeluarkan dompetnya, dan membayar dendanya. Anda lihat, hakim itu adalah ayah dari remaja ini. Hakim tidak dapat menyatakan kesalahan seseorang yang tidak memiliki pelanggaran. Tapi hakim dapat membayar untuk pelanggaran dirinya sendiri. Dan itu adalah hal yang menakjubkan Allah lakukan untuk kita.
Bagi semua orang yang akan menerima kasih karunia yang gratis ini, dosa kita diambil melalui darah Kristus. Ini tidak gratis untuk dianggap enteng, itu sangat mahal, dibayar dengan kematian Yesus. Itu adalah sebuah hadiah yang gratis yang dianggap secara sukacita, karena itu diberikan gratis kepada kita.
Namun, itu tidak otomatis ketika anda melakukan hal yang baik.
Kiranya seorang miliarder mengatakan kepada anda ia membuat rekening bank atas nama anda untuk satu juta dolar; anda hanya harus pergi ke bank dan mengatakan kepada mereka nama anda. Jika anda tidak percaya kepadanya, anda mungkin menjadi miskin dan hampir mati karena anda memilih untuk tidak menerima satu juta dolar yang disiapkan untuk anda. Dalam hal yang sama, Kristus mati bagi seluruh dunia (1 Yoh 2:2), hanya saja dunia berada dalam pengaruh si jahat (1 Yoh 5:19). Namun sebagaimana Yesus berkata kepada orang Farisi yang religious, "sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yohanes 8:24b NIV)
Maka Allah itu adil, tapi kemurahan Allah menang atas keadilan (Yakobus 3:16b) melalui Yesus Kristus.
Mengapa Allah Menunda?
Allah telah mengatakan bahwa Ia tidak berlambatan, sebagaimana beberapa orang melihat kelambatan, tapi Ia sabar, tidak ingin setiap orang binasa (2 Petrus 3:9). Jika Allah memutuskan untuk membinasakan seluruh orang jahat pada jam 12 malam, dimana anda berada pada jam 12.01? Allah menunda sehingga semua yang mau datang kepadaNya akan memiliki waktu untuk datang. Namun, 1 Tesalonika 3:16 menunjukkan bahwa kesabaran Allah memiliki batas. Allah memberkan kita banyak kesempatan kedua, yang mudah bagi manusia untuk melupakan bahwa aka nada waktu ketika tidak ada lagi kesempatan kedua.
Ringkasan
Maka Allah adalah adil dengan standar yang Ia nyatakan, diluar dari opini apa yang dimiliki orang mengenai keadilan. Keadilan Allah tak terelakkan, tapi itu sering ditunda. Sebenarnya, keadilan sejati tidak akan dilihat sampai Hari Penghakiman; dan sampai Allah dengan kesabarannya menunggu semua yang akan datang kepadaNya. Kemurkaan Allah itu mengerikan, tapi kasihNya kepada umatNya bahkan lebih besar.
Sebagaimana Roma 11:22 mengatakan, "Perhatikanlah kemurahan Allah dan kekerasanNya.." Bagaimana kasih, keadilan, dan kemurkaan Allah seimbang? – itu adalah topik dari tulisan lainnya.
Christian Debater P.O. Box 144441 Austin, Texas 78714.(512) 218-8022 www.Biblequery.org.